Minggu, 25 Desember 2011

SELEMBAR SALAM UNTUK BUNDA


Sobat, tahukah kalian harta paling berharga dalam hidupku? Bukan limpahan uang, bukan rumah mewah, bukan hektaran tanah, melainkan seorang wanita paruh baya yang selalu mendampingi tiap jengkal nafasku. Bunda, jika suatu saat kau membaca surat ini, ingin kusampaikan salam untukmu. Setiap saat kau penuhi kebutuhanku, kau berikan sesuatu agar aku bahagia, kau tunjukkan aku hal-hal baik, dan kau bimbing aku tuk raih cita-citaku. Aku beruntung memiliki seorang ibu sepertimu.

Dilorong jalan itu, tak sengaja kulihat seorang anak menangis tanpa ibunya, mencari sosok yang dapat hilangkan rasa gundah dalam hidupnya. Mungkin ia terpisah saat ia merantau ke kota ini. Betapa nelangsanya aku bila aku alami hidup seperti yang dialaminya. Aku benar-benar beruntung Tuhan... kau ciptakan ia untuk hiasi hari-hariku.

Bunda, lewat selembar salam untukmu ini, maafkan aku jika setiap tingkahku membuatmu kewalahan, jika setiap kataku membuatmu sakit, jika setiap batinku menganggapmu mengganggu kesenanganku. Aku menyasal, dan aku minta maaf dengan segenap hati. Aku mencintaimu Bunda.

Jika suatu saat Kau panggil namanya untuk menghadap-Mu, aku ikhlas, tapi berikan kesempatan padaku tuk ucapkan terima kasih atas semua hal yang pernah ia berikan padaku. I love you Mom.

BUNDA                 

Kubuka album biru,
Penuh debu nan usang
Kupandangi semua gambar diri
Kecil bersih belum ternoda

Pikirku pun melayang
Dahulu penuh kasih
Teringat semua cerita orang
Tentang riwayatku

Reff:
Kata mereka diriku slalu dimanja
Kata mereka diriku slalu ditimang

Nada-nada yang indah
Slalu terurai darinya
Tangisan nakal dari bibirku
Takkan jadi deritanya

Tangan halus nan suci
Tlah mengangkat diri ini
Jiwa raga dan seluruh hidup
Rela dia berikan

Back to reff: ........................

Oh bunda ada dan tiada
Dirimu kan selalu ada di dalam hatiku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar